Cari Blog Ini

Senin, 29 November 2010

Pulsa Elektrik Termurah Harga Distributor

(Terpercaya dan pasti Transaksi)
Isi Ulang Pulsa Elektrik Super Murah Meriah,Sms ke 085214113357,cara transaksi Transfer ke Bank BCA 7370189492,Pulsa Terkirim dengan Cepat.
Tersedia Pulsa:
Three100=95rb
Three50=45rb
Simpati100=95rb
Simpati 50=49rb
Simpati Freedom100=95rb
Simpati Freedom 50=49rb
AS100=95rb AS50=49rb
XL100=99rb
XL50=49rb
Im3 100=98rb
Im3 50=49rb
Mentari 100=98rb
Mentari 50=49rb
Starone 100=95rb
Starone 50=49rb
dan Voucer lain Tersedia.
tawarin teman-teman,saya bisa kasih murah..murah..murah dan kalau mau isi pulsa ingat di saya yah jgn kemana-mana,Pasti Transaksi!!!!Thx untuk yang sudah transaksi!
(Silahkan bandingkan dengan yang lain)

Kamis, 18 November 2010

Orang Miskin yang Kaya (Bai Fang Li)‏

Jika Oprah Winfrey menyumbang ratusan dan ribuan dolar, tentu kita kagum namun tidak terkejut.

Atau bila Bill Gates juga mendermakan uangnya jutaan dolar, kita juga barangkali menganggap hal hebat yang biasa saja.

Tapi bila seseorang yang miskin yang menyumbang dalam kekurangannya?

........ maka ia barangkali penghuni surga yang diutus ke dunia ....

yang mengajarkan kita untuk bersyukur dan selalu berbagi

Ini cerita mengenai Bai Fang Li yang lebih lengkap.......Thanks

Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja
pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya
untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak
orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Dipojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong.Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya
yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong
roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.
"Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya...." jawab anak itu.
"Orang tuamu dimana...?" tanya Bai Fang Li.
"Saya tidak tahu...., ayah ibu saya pemulung.... Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil..." sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa
gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat
pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm... tapi masih cukup bagus... gumannya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh
kurusnya.

"Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini...," katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau
berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.


Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan......" katanya dengan sendu.
Semua guru di sekolah itu menangis........

Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia
berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan " Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa".

Bila SESEORANG yang miskin menyumbang dari kekurangannya, maka ia adalah salah satu PENGHUNI SURGA yang diutus ke dunia, yang mengajarkan kita untuk selalu BERSYUKUR dan selalu BERBAGI kepada sesama.

Jumat, 24 September 2010

pray for over there

rambut itu semakin memutih...

keriput jg tampak jelas..

seakan berkata. "lihat nak!, kami sudah tua"



lupa, lama tak pulang..

saat kembali melihat wajah ayah, bunda..

kulihat pancaran kerinduan yg sangat dalam..

karena wajah2 itu begitu jujur mengakui..

masih ada sisa airmata, tangis semalam..

samar tampak disitu..

tangis saat menyebut namaku dalam doa..



tidak seperti yg kulihat dulu...

kala mereka lebih muda dan bersemangat..



saat memeluk dgn gemetar....

saat suara parau itu mengatakan, "apa kabarmu nak?".

baru aku sadar..

mereka memang sudah tua..



terakhir kulihat..

saat kutinggalkan..

wajah2 itu semakin keriput..

tiap kata yg terucap..

dalam lambaian tangan2 itu..

aku memahami...

asa itu sangat besar padaku..



Tuhan Yesus..

sekarang aku jauh disini..

dari mereka, ayah dan ibu..



malam ini, kembali terdengar olehku..

ayah, ibu membisikkan namaku..

dalam ratapan mereka pada Tuhannya..

dalam doa tadi..

kudengar samar namaku disebut..



menyadarkanku..

dalam sunyi dan hening malam ini..



jika Tuhan berkenan..

ingin aku..

membahagiakan mereka..

melihat wajah keriput itu tertawa..

melihat tubuh rapuh itu menari gembira..



sangat lama itu tidak kulihat lagi..

karena aku sudah lupa juga, apakah aku pernah membuat mereka begitu?,

begitu bahagia?..



biarlah kujawab..

aku tak pernah membahagiakan mereka..

selalu menyedihkan mereka..

sampai saat ini..



Yesus Tuhan...

berkatilah ayahku, dan juga ibuku..

mampukan mereka untuk menjadi pemenang..

sebagai orang percaya bahwa Engkaulah Tuhan dan Juru selamat..

sampai pada akhirnya.



jika Tuhan berkenan..

biarlah aku dapat memenuhi harapan2 mereka..

harapan yang membuatku sangat bersedih..

karena harapan2 itupun tentang aku Tuhan..

kebaikanku juga..



perkenankan juga kiranya..

aku dapat melihat kembali wajah ayah dan ibu..

walaupun yang terakhir kalinya..

ijinkanlah Tuhan..



krn mereka sudah sangat tua..

sebagai tanda dari-Mu menjelang batas waktu..

terima kasih juga Tuhan, sudah memberi ayah, ibu umur panjang..



selamanya, perkenankanlah mulut dan hati kami memuji dan mengucap syukur..

kepada-Mu,

ya, Yesus!.

Juru selamat kami..



amin

Kamis, 23 September 2010

Kisah hidup Warren Buffet berbagi kekayaan(Orang Terkaya di dunia 2008)

manusia terkaya di dunia 2008,Warren Buffet,memanggil ke 3 anaknya sebelum merelakan US$31 milyar untuk disumbangkan ke yayasan sosial.
Terjadi"Transfer of wealth" dengan penyerahan hak yang luar biasa.
siapa saja anaknya?

1.Howard Graham Buffet:
Bussinessman,politikus,ahli agriculture,photograper,pekerja konservatori(perlindungan hewan) dan penulis buku

2.Peter Buffet:
Musikus,Komposer,Produser lagu dan film

3.Susie Buffet:
pengelola Buffet Foundation

(ke 3 anaknya ini semuanya bekerja dan tidak ada yang menggangur menikmati harta orang tuanya yang berlimpah)

ketiganya setuju,melepas sebagian besar hak waris mereka kepada badan sosial untuk kemanusiaan.
mengapa Warren Buffet melakukan hal ini?
Harta yang seharusnya dapat diwariskan lebih ke anak2nya tetapi dia memutuskan untuk memberikan sebagian besarnya justru kepada badan sosial?

Warren Buffet berkata:
"I want to give my kids just Enough,so they would feel that they could do anything,but no so much,that they would feel like doing nothing"

(Bahasa Indonesia)
"Saya mau memberikan kepada anak anak saya secukupnya saja sehingga mereka masih perlu melakukan segalanya,tetapi tidak terlalu banyak supaya mereka tidak merasa tak perlu lagi melakukan apa-apa"

Manusia terkaya di dunia tidak hanya berhasil membangun dan mewariskan kekayaan secara fisik,tetapi berhasil mewariskan nilai-nilai yang benar tentang kekayaan kepada anak-anaknya, yang rela melakukan penyerahan hak waris atas kekayaan ayahnya kepada yang lebih membutuhkan.

Pertanyaan:
Apa yang kita wariskan ke anak-anak kita???

*sumber dari Kingdom Financial Class,@KBC 2008.I

Selasa, 14 September 2010

Di saat semua orang menolakku

Pada saat itu aku pulang kerja, saat aku melihat ada satu jembatan, terbersit di pikiranku : “Apakah baik ya jika aku mengakhiri hidupku di jembatan ini?”. Aku sudah bosan dengan hidupku yang seperti ini. Dari kecil hidupku merasa ditolak, ketika aku besar, ketika aku kuliah, aku pikir aku telah menemukan hidupku yang terbaik. Aku pacaran, dan pada saat itu juga aku ditolak. Aku merasa Tuhan itu jahat dalam hidupku.

Saat Lili masih bayi, seorang paranormal mengatakan pada ibunya bahwa Lili adalah anak pembawa sial. Sejak itulah Lili menerima perlakuan keluarga yang amat buruk.

Aku sering didiskriminasikan kalau sedang makan. Misalnya, kadang keluargaku makan tomat dan telur yang dijadikan satu sementara aku hanya makan nasi dengan sedikit garam dan air serta krupuk. Terkadang kalau orang tuaku pergi aku tidak suka diajak karena mereka tidak nyaman untuk mengajak aku. Mereka hanya akan mengajak kakak dan sepupu aku yang lain sementara aku hanya ditinggal dirumah. Aku jadi terbiasa di rumah dan aku tidak pernah pergi ke yang namanya mall.

Setiap kali Lili melakukan kesalahan maka ia akan disebut sebagai anak sial. Akibatnya Lili mulai menunjukkan sikap yang tidak semestinya. Lili bahkan berani memperlakukan kakaknya, Maria Herawati secara tidak wajar.

Dia berusaha untuk menyakiti perasaan saya, sampai-sampai dia pernah memukuli saya sebagai kakaknya. Dia berusaha menyakiti hati saya.

Saat kuliah dia berkenalan dengan pria yang lalu menjadi pacarnya.
Ternyata pria ini cukup baik, cukup berhasil dan berhasil memberikan apa yang selama ini aku inginkan dalam hidupku. Aku berpikir bahwa dia adalah orang yang Tuhan kasih untuk membebaskan aku dari penderitaan selama ini.

Tetapi hubungan cinta mereka tidak bertahan lama.
Pada saat-saat aku mencintai dia lebih daripada aku mencintai diriku sendiri, dia pergi meninggalkan aku. Selama ini aku berfikir bahwa akhirnya Tuhan mendengar doaku. Tuhan memberi aku seorang pria yang mengerti aku yang aku pikir tidak akan aku dapat dari orang lain. Aku lalu berpikir bahwa kerjaan Tuhan itu hanya menipu, dari aku lahir hingga besar tidak pernah ada yang sayang padaku. Aku bertanya kenapa Tuhan tidak mengerjakan sesuatu. Katanya Tuhan penuh dengan kuasa, katanya Tuhan penuh dengan Maha… Maha… Maha…. Tapi kenapa Tuhan tidak bisa merubah hidupku yang seperti ini?.

Kekecewaan yang mendalam membuat Lili berkali-kali mencoba untuk mengakhiri hidupnya.
Tuhan gimana ya?, aku ingin mati!. Tapi kenapa setiap kali aku ingin mati, aku ingat pada orang tua. Padahal orang tua juga nggak sayang-sayang amat padaku. Peduli padaku juga tidak.

Lili merasakan puncak deritanya. Belum cukup disitu, pada bulan yang sama tante yang paling dekat dengan Lili meninggal dunia. Ditengah pertanyaan yang berkecamuk dalam dirinya, Tuhan mulai menyatakan kasihNya dalam kehidupan Lili.

Aku berpikir : “Akhirnya setiap orang harus mati juga, tapi kenapa ya saya justru tidak mati-mati!”. Aku melihat wajahnya sambil bertanya-tanya : “Kalau mati, apa ya yang aku akan lakukan?. Apakah ketika aku mati semuanya selesai begitu saja”. Saat itulah Tuhan mulai berkata-kata : “Aku mengasihimu walaupun dunia membuang engkau. Aku tidak pernah membuang engkau”.

Aku tiba-tiba merasa Tuhan datang dan aku tidak pernah merasa seperti itu. Kata-kata “Aku mengasihi kamu” itu yang membuat aku berpikir bahwa itu pasti perkataan Tuhan karena aku tidak pernah bisa mengasihi diriku sendiri.

Sejak malam itu Lili mulai bisa mengampuni orang-orang yang menyakiti dirinya. Dia juga mulai belajar untuk mengasihi keluarganya. Tetapi Lili tidak berusaha sendirian, ada seorang teman yang selalu mendukungnya dalam doa.

Venalis Sutanto, temanLili bersaksi tentang hidup lama Lili.
Dulu Lili tertutup orangnya. Dia juga orang yang kasar dan sering marah. Tapi sekarang dia lebih lembut, lebih perhatian pada keluarganya dan juga suka menolong orang lain.

Maria Herawati, kakak Lili juga melihat perubahan adiknya ini.
Sekarang Lili telah berubah dan mau peduli pada kami sekeluarga, pada saya, pada mama dan dengan adiknya.

Hidup Lili ini menjadi hidup yang dipenuhi nilai Illahi.
Terima kasih Tuhan Engkau telah memulihkan aku dan menjadikan hidupku lebih berarti.


sumber: Lili

Tuhan Berilah Aku Waktu Satu Jam Saja

Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota. Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang, dan itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil. Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli disitu, mela inkan dibawa oleh suaminya
dari kampung halamannya.

Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu, mereka kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka tidak tahu dimana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada dikantong, padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang
berumur 1 tahun. Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi dimana puing-puing sebuah toko
seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh.

Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang dingin. Ketika mereka
beristirahat dibawah atap toko itu, sang suami berkata: "Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan
tidur disini." Setelah mencium bayinya ia pergi. Dan ia tidak pernah kembali. Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang seperti melihatnya menumpang kapal
yang menuju ke Afrika. Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu kedatangan suami nya, dan bila malam tidur di emperan toko itu.

Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu ,orang-orang yang lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di sana selama 6 bulan berikutnya. Pada suatu hari, tergerak oleh semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan
memutuskan untuk bekerja. Masalahnya adalah di mana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah hampir 2 tahun, dan tampak amat cantik jelita. Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu disitu dan berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka. Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak kemana-mana, tidak ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula. Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun selama ibunya tidak ditempat. "Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi tidur dengan angin di rambut kita". Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan penuh kesungguhan.

Sang ibu mengatur kotak kardus dimana mereka tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkan anaknya dengan hati-hati di dalamnya. Di sebelahnya ia meletakkan sepotong roti. Kemudian, dengan mata basah ibu itu menuju ke pabrik sepatu, di mana ia bekerja sebagai pemotong kulit. Begitulah kehidupan mereka selama beberapa hari, hingga di kantong sang Ibu kini terdapat cukup uang untuk menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya.

Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300 kilometer ke pusat kota. Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah dipusat kota. Di situ gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun.

Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona, dan mereka memanjakannya dengan amat sangat. Di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil itu tumbuh dewasa. Ia belajar kebiasaan-kebiasaan orang terpelajar seperti merangkai bunga, menulis puisi dan bermain piano.Ia bergabung dengan kalangan-kalangan kelas atas, dan mengendarai Mercedes Benz kemanapun ia pergi.

Satu hal yang baru terjadi menyusul hal lainnya, dan bumi terus berputar tanpa kenal istirahat. Pada umurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur yang amat jelita, yang pandai bermain piano, yang aktif di gereja, dan yang sedang menyelesaikan
gelar dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo.

Setahun setelah pernikahan mereka, ayahnya wafat, dan Serrafona beserta suaminya mewarisi beberapa perusahaan dan sebuah real-estate sebesar 14 hektar yang diisi dengan taman bunga dan istana yang paling megah di kota itu. Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27, sesuatu
terjadi yang merubah kehidupan wanita itu. Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar
mendiang ayahnya yang sudah tidak pernah dipakai lagi, dan di laci meja kerja ayah nya ia melihat selembar foto seorang anak bayi yang digendong sepasang suami istri.

Selimut yang dipakai untuk menggendong bayi itu lusuh, dan bayi itu sendiri tampak tidak terurus, karena walaupun wajahnya dilapisi bedak tetapi rambutnya tetap kusam. Sesuatu di telinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang. Ia mengambil kaca pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu. Kemudian ia membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni. Di dalam kotak yang berukiran indah itu dia menyimpan seluruh barang-barang pribadinya, dari kalung-kalung berlian hingga surat-surat pribadi. Diantara benda-benda mewah itu terdapat sesuatu terbungkus kapas kecil, sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan emas murni.

Almarhum ibunya memberinya benda itu sambil berpesan untuk tidak kehilangan benda itu. Ia sempat bertanya, kalau itu anting-anting, di mana satunya. Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya. Serrafona menaruh anting-anting itu di dekat foto. Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang. Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Tapi kedua pria wanita yang menggendongnya, yang tersenyum dibuat-buat, belum penah dilihatnya sama sekali. Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungi pertanyaan-pertanya annya,
misalnya: kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya. Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat
abad terpendam, berkilat di benaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Diruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu
bahwa daripada berpisah lebih baik mereka mati bersama.

Mata nya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang sedang membaca koran: "Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan mungkinkah ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun?" Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari
masa lalu Serrafonna. Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian diseluruh negeri. Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan, kantor surat kabar dan kantor catatan sipil. Ia membentuk yayasan-yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan badan-badan sosial di
seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita. Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Mencari seorang wanita yang mengemis 25 tahun yang lalu di negeri dengan populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah. Tapi Serrafona tidak punya pikiran untuk menyerah, dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus menerus meningkatkan pencarian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik.

Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung dosa mengabaikannya selama seperempat abad. Tetapi ia tahu, entah bagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang. Ia memberitahu suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh pengertian. Pagi, siang dan sore ia berdoa: "Tuhan, ijinkan saya untuk satu permintaan terbesar dalam hidup saya: temukan saya dengan ibu saya".

Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerima kabar bahwa ada seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya. Tanpa membuang waktu, mereka
terbang ke tempat itu, sebuah rumah kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka. Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu, yang kini terbaring sekarat, adalah wanita di dalam foto. Dengan suara putus-putus, wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah menculik seorang gadis kecil ditepi jalan, sekitar 25 tahun yang lalu. Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia masih ingat kota dan bahkan potongan jalan dimana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya. Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota dimana
Serrafonna diculik.

Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka untuk mencari nama jalan itu. Semalaman Serrafona tidak bisa tidur. Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya. Dua hari lewat tanpa kabar. Pada hari ketiga, pukul
18:00 senja, mereka menerima telepon dari salah seorang staff mereka. "Tuhan maha kasih, Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi."

Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, di pinggiran kota yang kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan kusam. Satu, dua anak kecil tanpa baju bermain-main di tepi jalan.

Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi ke jalanan yang lebih kecil, kemudian masih belok lagi kejalanan berikutnya yang lebih kecil lagi. Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang
semakin menunjukkan kemiskinan. Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan itu. "Lekas, Serrafonna, mama menunggumu, sayang".

Ia mulai berdoa "Tuhan, beri saya setahun untuk melayani mama. Saya akan melakukan apa saja". Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa: "Tuhan beri saya sebulan saja". Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka. Ia mendengar lagi panggilan mamanya, dan ia mulai menangis: "Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan ". Ketika mereka masuk belokan terakhir, tubuhnyamenggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat. Jalan itu bernama Los Felidas, panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung ke ujung. Di tengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko, tampak onggokan sampah dan kantong-kantong plastik, dan ditengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak.

Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi. Di belakang mereka sebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis- pengemis yang segera memenuhi tempat itu. "Belum bergerak dari tadi." lapor salah seorang. Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun. Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya. "Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu ."

Serrafona memandang tembok dihadapann ya, dan ingat saat ia menyandarkan kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kakinya dan ingat ketika ia belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkannya pada masa kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tanganwanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.

"Tuhan, ia meminta dengan seluruh jiwa raganya, beri kami sehari...... Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia.... Jadi mama tidak menyia-nyiakan saya".

Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu kedadanya. Wanita tua itu perlahan membuka matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya
sendiri ketika ia masih muda.

"Mama.. ..", ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang ditunggunya tiap malam antara waras dan tidak - dan tiap hari - antara sadar dan tidak, kini menjadi kenyataan. Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatann yang menarik lagi jiwanya yang akan lepas. Perlahan ia membuka genggaman tangannya, tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya. "Mama, saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi dulu. Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama. Mama ingin makan, ingin tidur, ingin bertamasya, apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu... Mama..."

Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: "Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan..... satu jam saja.... ...satu jam saja....." Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu. Hanya senyum itu, yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia.

Teman....mungkin saat ini kita sedang beruntung. Hidup ditengah kemewahan dan kondisi berkecukupan. Mungkin kita mendapatkannya dari hasil keringat sendiri tanpa bantuan orang tua kita. Namun yang perlu kita sadari, bahwa orang tua kita senantiasa berdoa untuk kita, meski itu hanya di peraduan.

dr.tmn



Semoga kedua Orang Tua kita hidup berbahagia,

Semoga setiap Anak di dunia hidup berbahagia,

Semoga semua Mahluk hidup berbahagia.

Kasih untuk pembunuh anakku

KasiSumber Kesaksian: Handoko dan Inge Trenggono via KiosGeek

Handoko Trenggono, seorang ayah yang amat mengasihi anak-anaknya tidak menyangka akan mendengar kabar menggemparkan yang terjadi pada diri putri bungsunya, Happy.

Pada saat itu memang saya ada di rumah, lagi nonton tv. Terus ada yang menelpon yang memberitahu bahwa Happy anak saya mengalami kecelakaan terus sekarang ada di rumah sakit Green Garden.

Saat tiba di lokasi kejadian, Handoko menemukan putrinya Happy terbujur di mobil Teddy, teman pria Happy yang mengajaknya menonton malam itu. Malam itu juga Happy dilarikan ke rumah sakit.

Saya langsung bawa ke rumah sakit Graha Medika. Dari situ saya turunkan, tapi ternyata Happy telah tiada.

Happy Trinita, putri bungsu bapak Handoko ini baru berusia 18 tahun ketika maut menjemputnya. Sosoknya yang lincah dan periang membuatnya disukai oleh keluarga dan teman-temannya. Namun sayang di usianya yang belia, Happy tewas secara mengenaskan oleh teman dekatnya sendiri yang telah dikenalnya sejak kecil.

Dengan alasan hendak mengajak nonton, diam-diam Teddy telah merencanakan untuk memperkosa Teddy begitu orang suruhannya berhasil membius Happy dengan berpura-pura menjadi perampok. Namun diluar dugaan zat cloroform yang dipakai untuk membius membuat korban tewas seketika itu juga.

Inge Trenggono, ibu Happy mengenang kejadian itu.
Saya sedang berada di Medan saat itu, saya tidak berada di Jakarta. Saya sudah ada di Medan selama dua minggu. Pada tangggal 25 April saya mendapat telepon jam 11 malam dari adik saya. Dia menanyakan kapan saya pulang. Saya tanya kenapa?, tapi dia mengatakan tidak ada apa-apa, hanya Happy sakit dan diopname.

Saya gelisah, saya merasa ada sesuatu terjadi dengan anak saya. Saya hanya bisa menangis, berlutut dan berdoa. Saya katakan : “Tuhan, saat ini saya ada dalam keadaan gelisah. Saya mohon petunjuk, apa yang terjadi di rumah?, apa yang terjadi dengan Happy?”. Saya begitu kaget dan tertegun bahwa Tuhan menunjukkan satu peti jenazah putih dan ada foto anak saya di depannya.

Satu yang saya minta Tuhan, apabila penglihatan yang saya lihat tadi benar, beri kekuatan kepada saya. Tuhan berikan kekuatan kepada keluarga saya.

Setibanya di Jakarta, Inge seperti sedang bermimpi di siang bolong. Saya melihat anak saya terbujur benar-benar di peti jenazah putih dengan foto di depannya. Semua mengira pasti saya datang menangis dan terguling-guling, tapi air mata saya telah habis pada saat di Medan dan di pesawat, mengalir terus air mata. Begitu saya melangkah ke Jakarta Tuhan menggenapi janjinya dan menguatkan saya.

Kepergian Happy menjadi pukulan berat bagi keluarga Handoko. Teddy dan dua temannya berhasil diamankan dan diancam hukuman penjara. Keluarga Teddy mencoba dengan jalan damai. Beberapa kali keluarga Teddy mencoba mendatangi orang tua Happy untuk meminta maaf, namun selalu gagal.

Handoko tidak dapat menerima permohonan maaf ini.
Mereka bilang inilah mungkin jalan terbaik. Tapi saya sendiri katakan : “Bagaimana mungkin hal ini bisa dibilang yang terbaik. Anak saya meninggal dibunuh kok bisa dibilang yang terbaik?”. Jadi saya tidak bisa habis pikir.

Demikian juga dengan ibu Inge.
Teman-teman saya katakan : “Kamu harus berdoa dong untuk Teddy supaya kamu bisa mengampuninya”. Saya bilang memang enak mengatakannya. Tapi untuk saya sungguh-sungguh bisa berlutut, memohon dan berdoa sulit sekali, apalagi untuk mengampuni Teddy. Hampir setiap malam saya sulit tidur, seperti melihat televisi kehidupan anak saya setiap hari.

Sepeninggal putrinya, hari-hari Handoko dan Inge tidak sama lagi. Mereka mengalami depresi yang luar biasa.

Inge kini hanya merasakan kepahitan.
Di rumah setiap ada masalah sedikit, suami saya langsung marah besar. Rasanya seperti hidup di dalam neraka.

Enam bulan berada dalam tekanan, atas saran putranya, Inge akhirnya membuat keputusan yaitu melepaskan pengampunan untuk pembunuh putrinya.

Saya katakan pada suami : “Pak mungkin ini saatnya kita harus mengampuni. Mungkin saat ini kita jadi keluarga yang kacau tanpa damai sejahtera karena kita belum bisa mengampuni dia. Kenapa setiap malam kita doa tapi Tuhan tidak jawab, hati kita juga selalu tidak damai sejak anak kita pergi.”

Keputusan Handoko dan Inge ternyata masih harus diuji.
Tuhan itu mau menguji saya apakah saya benar-benar waktu saya ngomong mengampuni itu dari mulut saja atau dari hati. Sekarang orang tua tersangka membawa anaknya ke depan mata saya. Dia datang dan saya suruh masuk. Begitu dia masuk kaki saya sampai gemetar, saya tidak bisa jalan. Tapi begitu pembunuh anak saya datang, ia saya peluk. Kuasa Tuhan turun sehingga saya betul-betul bisa mengampuni. Dia saya peluk, saya menangis. Inilah luar biasanya Tuhan. Nah setelah itulah saya merasa plong. Saya merasa tidak ada beban lagi.

Demikian juga dengan Inge.
Tuhan menolong saya menempatkan Teddy sebagai anak saya pada saat itu. Kita mengampuni Teddy bukan saja kita memulihkan orang lain, tapi kita juga memulihkan diri kita sendiri. Karena saya mengampuni orang yang membunuh anak saya, batin saya juga Tuhan pulihkan

Teddy dan kedua temannya akhirnya dibebaskan dari tuntutan. Sejak itu hari-hari berkabung keluarga Handoko beralih menjadi hari-hari yang penuh pengharapan. Inge Trenggono hanya bisa menyadari bahwa damai sejahtera akibat kuasa pengampunan ini hanya bisa didapat melalui tekadnya menjadi pelaku firman.

Kami hanya belajar menjadi pelaku firman saja. Saya bawa hal ini dalam doa. Di doa Bapa kami di katakan : “Ampunilah kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami”. Itu yang menggelitik saya untuk mengambil sikap mengampuni. Setiap malam saya berdoa kalau Tuhan mengijinkan hal ini terjadi dalam keluarga kami, saya minta Tuhan memberikan damai sejahtera, kekuatan dan sukacita. Dan Tuhan menggenapi.

Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dulu sesuatu yang mengganjal dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” [Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.] (Markus 11:25-26)

sumber.. anonym

Adakah yang Akan Mendoakan Kita?

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke.
Sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU.
Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam,
dalam dunia roh, seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan,
'Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup.
Dan sebaliknya jika dalam 24 jam, jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi,
itu artinya kau akan meninggal dunia!

'Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . '
kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi
dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya;
dengan antusiasnya si pengusaha bertanya,
'Apakah besok pagi aku sudah pulih?
Pastilah banyak yang berdoa buat aku,
jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang,
jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit'.

Dengan lembut si Malaikat berkata,
'Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu
tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu,
sementara waktumu tinggal 60 menit lagi.
Rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini
ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu'.

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha,
si malaikat menunjukkan layar besar berupa TV
siapa 3 orang yang berdoa buat ksembuhannya.
Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri,
di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya
yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat,
'Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua?
Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu'

Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh,
'Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik!
Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami,
aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya,
dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja
untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu.
Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami,
mereka masih membutuhkan seorang ayah.
Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri.'

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir
di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini.
Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah suami yang baik.
Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya.
Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi,
melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini.
Penyesalan yang luar biasa.
Tapi waktunya sudah terlambat!
Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang !

Dengan setengah bergumam dia bertanya,
'Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku,
teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?'

Jawab si Malaikat,
'Ada beberapa yang berdoa buatmu. Tapi mereka tidak Tulus.
Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini.
Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik.
Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah'.

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah
kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia.
Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri
yang setia menjaganya sepanjang malam.
Air matanya tambah deras,
ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit
dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,
'Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!!
Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00'.

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,
si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu.
Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan? kata si pengusaha pelan.

'Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu,
walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja
dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. '

'Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran
kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU.
Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu,
pria yang pernah menolong mereka
dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu.'

Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu.
Tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.
Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga,
kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia.
Mungkin saja pada saat kita mengingatnya
dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.

Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru
dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.
Hindarilah perbuatan menyakiti orang lain...
Sebaliknya perbanyaklah berdoa buat orang lain.
Terima kasih

Karena pahlawan sejati, bukan dilihat dari kekuatan phisiknya,
tapi dari kekuatan hatinya.

Katakan ini dengan pelan,
'Ya TUHAN saya mencintai-MU dan membutuhkan- MU,
datang dan terangilah hati kami sekarang...! !!'.

Kirim ke 10 orang, lihat keajaiban malam ini.
Sesuangguhnya tidak ada sedikitpun kerugian dalam setiap kebaikan

MEMBERI SAYAP

Dulu saya nggak pernah appreciate cara orang tua saya mendidik saya, tetapi sekarang kalau saya menoleh (sekilas) ke belakang, saya bersyukur dititipin Tuhan kepada kedua ortu saya yang mendidik saya secara militer…ugh! Jika nggak gitu, mana mungkin sekarang saya punya “sayap” untuk terbang?

Pernah liat kupu-kupu yang baru menggeliat berusaha keluar dari kepompong? Saya sih belum, ini katanya, kata ahli ilmu serangga. Katanya jika kita menolong kupu yang sedang keluar dari kepompongnya, kita harus berusaha menahan diri untuk tidak menolong mengupas kepompongnya dari tubuhnya; sebab jika kita tolong, ia nantinya tidak dapat terbang sebab ia lahir prematur; justru tindakan berbelas kasihan ini dapat menimbulkan kematian dini. Perjuangannya itulah yang merupakan sarana pelengkap bagi hewan bersayap itu untuk terbang. Ketika ia memutar-mutar dan membalikkan badannya dalam upaya sekuat tenaga untuk berjuang, darah mulai dipompakan ke bagian-bagian sayapnya; dan begitu ia keluar, sayap-sayapnya akan mengembang dan biasanya dalam waktu satu jam makhluk kecil itu sudah berada di udara.

Banyak orang datang kepada saya dengan keluhan prematur; mereka belum belajar membuat sayap, tapi maunya terbang cepat-cepat. Kalau udah gitu saya cuman geleng-geleng aja; orang kok sukanya jalan pintas – pepatah sekuler pun mengajar kepada kita untuk berrakit-rakit ke hulu berrenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Jadi nggak ada instanitas, Ses. Ada yang mau segera dipakai Tuhan dengan luar biasa, tapi karakternya aja masih bengkok-bengkok, masa Tuhan bisa bangga liat dia di luaran sana dengan gaya yang tidak selaras dengan standar Sorga? Ya harus bikin sayap dulu, harus berjuang meliuk-liukkan tubuhnya dulu, disertai airmata, menahan hati, belajar rendah hati lama-lama dulu, sampai sayapnya jadi. Beberapa orang mengeluh dan merengek-rengek bertahun-tahun mau segera keluar dari lilitan hutangnya. Saya yakin jika Tuhan mengirimkan mujizat, dia akan terlilit lagi, sebab ia belum merakit sayapnya, maka ia akan terperosok ke dalam lubang yang sama, bahkan bisa mati dini kejepit uang.

Sebenarnya saya ingin berjiwa “korban” jika melihat orang datang dengan keluhan terlilit hutang ; tapi jika demikian saya justru tega “mematahkan sayapnya” dan membuatnya lahir prematur. Itu sebabnya kasih dan perhatian saya saya curahkan dalam waktu-waktu doa selama mereka menggeliat-geliat memompa darah ke seluruh sayap. Saya mengasihi mereka dan kasih itu saya tunjukkan lewat hati saya di hadapan Tuhan. Setelah mereka menggeliat kesakitan dengan seluruh upaya mereka, akhirnya sayap-sayap muncul, yaitu ide-ide mereka saat terjepit – mereka jadi berkreasi dengan memasarkan baju anak di tukang-tukang grosir besar, mereka juga jadi pandai membuat adonan yang hampir mirip dengan J.Co, lalu ada juga yang pintar merawat bunga-bunga dan tanaman yang dijual dengan harga mahal.

Itu adalah “sayap-sayap” yang dihasilkan pada waktu mereka menggeliat kesakitan ingin keluar dari kepompong. Apa jadinya jika saya berbelas kasih dan mengucuri uang disaat mereka ingin keluar dengan instan tanpa kesakitan? Apakah mereka akan belajar hal-hal yang dilaluinya disaat kepepet? Tidak akan, justru mereka akan menjadi orang-orang yang tidak bertanggungjawab seperti semula, yaitu pemborosan dan penghamburan harta. Jadi saya bersyukur, walaupun saya juga menangis bersama mereka pada waktu “membuat sayap”, tetapi sekarang kami semua melihat “sayap-sayap” indah yang membantu mereka terbang tinggi.

Di lain pihak, saya sering sedih melihat orangtua-orangtua yang memberikan semua permintaan anak waktu mereka merengek kepadanya; ada yang mendapatkan mobil sport terbaru saat memasuki usia 17 tahun, ada yang mendapatkan apartemen mahal di luar negeri, ada yang mendapatkan uang jajan berlebihan; ada yang mendapatkan HP terbaru, motor besar, dll. Banyak orangtua sukses yang “tidak tega” melihat anaknya sengsara “mengggeliat keluar dari kepompong” dengan cara mengeluarkannya secara dini – yang tidak disadarinya akan membuatnya lahir prematur dan justru mematahkan sayap-sayap masa depan mereka.

Orangtua berhikmat akan memperhatikan anak-anaknya saat mereka “menggeliat kesakitan untuk keluar dari kepompong” dengan cara menahan hati dan berdoa mempercayakannya kepada Tuhan yang selalu akan menjaga – karena justru inilah bekal terbesar bagi si anak di kemudian hari nanti dalam menghadapi badai kehidupan yang menentang arus. Ia membutuhkan sayap untuk terbang, ia membutuhkan sayap yang kuat untuk melawan arus kehidupan. Dan mereka tidak boleh mengharapkan orangtua sebagai sumber pertolongan, tetapi ajarkan mereka bersandar kepada Tuhan. Didiklah mereka selagi mereka masih muda untuk tidak mendapatkan semua apa yang mereka inginkan – percayalah, anakmu tidak akan mati.

by : Maqdalene Kawotjo

Kisah nyata tentang kehidupan gadis kecil yang bernama Olivia

Sang Malaikat Kecil telah Menyelesaikan Tugasnya

Pengantar Redaksi: Dalam terbitan Warta RC minggu lalu dimuat suatu ucapan belasungkawa atas berpulangnya Olivia Laurencia, 10 tahun, keponakan dari Jelly Lim, anggota

Dewan Paroki Regina Caeli. Banyak Warga RC yang menyempatkan diri melayat di rumah duka ikut menitikkan air mata tapi sekaligus diteguhkan iman mereka mendengar kisah hidup Olivia yang berjuang melawan penyakitnya sejak usia satu setengah tahun. Berikut adalah kesaksian yang ditulis oleh salah seorang kerabatnya. Semoga kesaksian ini membawa kita pada permenungan yang mendalam tentang makna hidup kita masing-masing.

Tiga Juli 1999, tangis bayi memecah kesunyian. Sang bayi mungil lahir ke dunia membawa kebahagiaan bagi pasangan Jimmy dan Aiwan. Kulit putih kemerah-merahan, mata yang sungguh indah, bahkan ia memiliki bobot tubuh yang cukup besar dibandingkan ukuran normal bayi yang baru lahir. Semua orang yang melihat memuji sang bayi cantik yang kemudian diberi nama Olivia Laurencia dengan nama kecil Ping Ping ini. Yah, ini adalah mahakarya yang sungguh indah dari Tuhan bagi keluarga muda itu. Sang bayi mungil tumbuh cepat dan makin cantik dari waktu ke waktu. Babak baru kehidupannya dimulai ketika umur satu setengah tahun. Saat anggota keluarga yang lain melihat adanya kelainan penglihatan pada Oliva kecil, segera mereka memeriksakannya ke dokter. Bagaikan disambar petir mereka harus menerima kenyataan bahwa Olivia divonis menderita kanker mata, atau istilah kedokterannya penyakit Retina Blastoma. “Biasanya untuk penyakit begini umurnya paling sekitar 2 tahun lagi,” demikian kata sang dokter yang terus terngiang-ngiang di ingatan orangtuanya.

Bergelut dengan Pengobatan

Berbagai pengobatan mulai dijalani, bahkan pengobatan sampai ke luar negeri. Dokter menyarankan agar bola mata kiri yang terkena kanker segera diangkat. Namun sang papa bersikeras untuk tidak mengambil jalan itu. “Dia seorang anak gadis, bagaimana dia menghadapi hidupnya kelak dengan mata palsunya. Jalan ini juga tidak bisa menjamin 100% sel kanker itu hilang begitu saja. Mata dia sungguh indah, semua orang juga mengakuinya,” berontak sang papa. Akhirnya dipakailah cara kemotherapy untuk mematikan sel-sel kanker yang telah tumbuh itu. Saat sang putri kesayangan teriak menahan sakit yang dideritanya, sang papa tidak kuat menerima kenyataan itu bahkan ia membenturkan kepalanya sendiri ke dinding.

Menurut pengakuannya meski sudah dibaptis dan menjadi pengikut KRISTUS, Jimmy dan Aiwan belum menjadi pengikut KRISTUS yang sesungguhnya. Untuk pergi ke gereja pun kadang masih agak ogah-ogahan. Tepatnya hanya menjadi umat yang biasa-biasa saja. Dalam mimpinya suatu malam Jimmy didatangi oleh malaikat yang membawa sebuah maklumat berisi hanya satu kata ‘BAPTIS’. Setelah menceritakan kepada saudaranya, saudaranya itu memberikan masukan “baptis berarti kamu mesti bertobat!” Sambil tetap menjalani pengobatan, kondisi Olivia mengantar papa dan mamanya lebih rajin dalam berdoa dan mengikuti persekutuan. Mereka lebih berpasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Mereka bertumbuh dalam iman di tengah penyakit yang diderita Olivia .

Di sela-sela kesibukan mengurusi pengobatan Olivia , Allah mendatangkan penghibur di keluarga ini. Seorang anak pemberian Tuhan hadir di tengah mereka. Sang adik kecil itu kemudian diberi nama Yohanes Natanael. Setidaknya ini adalah suatu penghiburan di tengah kesedihan mereka.

Olivia sempat menjalani dua kali kemotherapy yang membuat kondisi fisiknya drop. Saat ia drop dan trombosit dalam tubuhnya turun, sang papa dan pamannya dengan kondisi was-was musti siap mengantri sepanjang hari untuk mendapatkan bantuan darah di PMI. Demikian sepanjang hidupnya Olivia menjalani pengobatan. Biasanya setelah therapy ia mengalami kerontokan rambut hingga botak sama sekali. Dengan fisik yang demikian Olivia tidak pernah merasa rendah diri. Ia tetap menjadi anak yang periang. Bahkan di sekolah ia termasuk salah satu murid yang memiliki prestasi yang cemerlang. Seluruh keluarga besar sangat menyayangi dan memberi perhatian penuh kepadanya. Saat ilmu kedokteran sudah angkat tangan dan hanya memberikan harapan kosong atas kesembuhannya, seluruh keluarga tidak berputus asa. Berbagai pengobatan alternatif dijalani. Pantangan-pantangan makanan selalu dituruti oleh gadis kecil ini. Obat-obatan dari berbagai bentuk dan rasa yang sungguh merusak indra pengecapan juga dilahap dengan pasrah.

Membawa kepada KRISTUS

Dalam kondisi demikian, Oliva kecil sungguh bergantung pada Tuhan YESUS. Setiap pagi saat jam dinding baru menunjukkan pukul 04.00, bagai jam weker Olivia membangunkan orangtuanya untuk mengajak doa pagi. Ketika melihat papanya bersedih hati, Olivia selalu berujar “Smile”. Dengan polosnya Olivia berujar dan mengajarkan papanya “Dalam masalah apa pun kita harus selalu smile.” Imannya kepada YESUS itu membuat ia boleh dibilang tak pernah mengeluh soal penyakit yang dideritanya. Ia bahkan tak pernah menangis karena penyakit itu.

Iman Olivia ini menghantarkan sang kakek, nenek, om, tante yang belum mengenal KRISTUS menjadi orang-orang percaya. Ketegaran Olivia membuat mereka semua merasakan bahwa YESUS sungguh ada bersama Olivia . Hal itu pula yang kemudian mendorong keluarga besarnya semakin berpasrah pada YESUS. Bahkan mereka kemudian terjun aktif dalam kegiatan rohani di lingkungannya. Sungguh inilah karya besar yang ditinggalkannya.

Bulan-bulan terakhir menjelang ajalnya ia menunjukkan kasihnya yang luar biasa kepada keluarganya, terutama kepada adik kecilnya. Ia berujar kepada sang mama “Kan Oliv mau jadi peri yang baik hati”. Natal dan malam Tahun Baru 31 Desember 2008, meskipun menahan sakit kepala yang belakangan selalu menyerangnya, ia berusaha tetap ceria. Saat acara tukar kado bersama jemaat Gereja, ia juga masih selalu bercanda dengan semua orang. Beberapa hari kemudian, 4 Januari 2009, saat sakit kepala yang semakin parah dan disertai dengan muntah-muntah, keluarga memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Semakin lama kondisi fisiknya semakin parah. Tubuhnya bahkan sudah sulit untuk menerima asupan makanan. Hal yang ditakutkan pun terjadi. Hasil MRI menunjukkan sel kanker yang sudah membutakan mata kirinya telah menjalar sampai ke otak bahkan ke seluruh tubuhnya.

“Terimakasih Tuhan YESUS”

Setiap hari ia hanya bisa terbaring lemas dan tertidur. Saat ia terbangun, kesakitan yang sungguh luar biasa dialaminya. Ia hanya bisa berteriak, “Aduh sakit, sakit sekali Tuhan…”. Sang mama yang tidak kuat melihat penderitaan putrinya mengatakan, “Kalau sakit sekali, menangis saja Oliv,” tapi anak ini sungguh kuat. Dia tidak pernah mau menangisi kesakitannya. Orang tuanya kembali dikuatkan dan diajarkan untuk tetap tegar dalam segala masalah, walaupun itu tidak mengenakkan. Kesakitannya semakin memuncak, bahkan obat penahan sakit yang diberikan dokter sudah tidak bisa menghilangkan rasa sakit itu. Dua malam menjelang ajalnya, Oliva yang bulan Juli mendatang genap berumur 10 tahun berdoa penuh iman. “Terima kasih Tuhan atas kasih karuniaMu, Oliv percaya Oliv sudah sembuh, Oliv sudah dipulihkan. Tidak ada satu penyakit apa pun di badan Oliv, dari ujung rambut sampai ujung kaki Oliv, karena sudah Engkau tebus di kayu salib. Tuhan berkati Oliv, Tuhan ampuni semua dosa Oliv, terima kasih Tuhan, Haleluya, Amin...” Sebuah doa yang sungguh indah dan penuh makna. Doa seorang anak yang sungguh mencintai dan mengimani YESUS.

Saat malam terakhir ia bahkan sempat meminta sang papa yang memang sangat dekat dengannya untuk memeluk, menurunkannya dari ranjang pasien dan memangkunya. Dia meminta kepada semua orang dan keluarga yang mengunjunginya untuk senantiasa berdoa dan mendoakannya sepanjang malam itu. Detik-detik maut semakin mendekatinya. Dalam kesakitan yang sudah tidak tertahan, kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya “Sakit sekali ya Tuhan, Oliv sudah tidak tahan lagi…” kemudian kepalanya jatuh terkulai sambil berucap “Terima kasih Tuhan YESUS”. Kemudian ia sudah tidak sadarkan diri, tubuhnya mulai kejang-kejang. Saat sang papa membisikkan ke telinganya “Papa merelakan Oliv pergi, karena papa percaya di surga penuh damai sejahtera dari pada di dunia dengan menanggung penderitaan. Saat Oliv bertemu dengan YESUS dan YESUS ingin memegang tangan Oliv, segeralah sambut tangan-Nya. Selamat jalan Oliv kami semua merelakan Oliv.” Dalam kondisi yang sudah ‘koma’ Olivia meneteskan airmata.

Sesaat setelah itu, bergantian istri pendeta memegang tangan Oliv sambil membisikkan di telinganya, “Kalau Oliv sudah bertemu Tuhan YESUS, Oliv genggam kencang tangan tante yah.." Dalam keadaan ‘koma’ itu ia benar2 menggenggam tangan itu dan tak lama kemudian Oliv kecil pun pergi untuk selamanya dengan perlahan, tenang dan damai. Dua belas Januari 2009, pukul 15.45.

Tugasnya sudah selesai

Kedua orang tuanya tentu sedih dengan kepergiannya. Tapi mereka mengimani bahwa Olivia sudah bahagia di surga selamanya. Mereka berusaha menahan tetesan airmata dan merelakan kepergiannya. Mereka berusaha meneladani apa yang selalu dikatakan Olivia selama hidupnya, bahwa “Segala sesuatu ada waktunya; selalu tersenyumlah dalam segala hal; tetap kuat dan tegar dalam pergumulan; berserah dirilah kepada Tuhan YESUS, karena Dia akan memberikan jalan terbaik dan selalu mengasihi kita.”

Jasadnya sudah terbaring kaku, tapi ia terlihat seperti hanya tertidur. Semua pelayat yang melihat, memuji Olivia bagaikan peri kecil cantik yang tertidur pulas. Wajah dan kulitnya putih bersih. Bibir kecilnya menyunggingkan senyum kecil bahagia. Salah satu mata yang tadinya agak cekung karena sel kanker sudah menggerogoti dan membutakan mata kirinya bahkan terlihat normal kembali. Ia benar-benar seperti tertidur. Semua mengimani, saat ajal menjemputnya Tuhan terlebih dahulu memulihkan fisiknya. Keluarga besarnya juga mengimani bahwa Olivia adalah penolong yang diberikan Tuhan di tengah-tengah keluarga mereka. Melalui sakit yang dideritanya satu persatu anggota keluarga besarnya bertobat dan menerima KRISTUS. Tugas malaikat kecil ini sudah selesai, maka ia kembali dipanggil Bapa ke surga.

Bahkan saat pemakamannya, di tengah-tengah cuaca yang sepanjang hari dipenuhi hujan deras, ketika kebaktian pamakaman dimulai, dan ketika sang pemimpin Ibadat menyerukan “Semoga prosesi pemakaman ini diliputi dengan cuaca cerah… Tuhan, walaupun kami tidak dapat melihat dengan mata kami tapi kami yakin Tuhan hadir di tempat ini,” detik itu juga, gemuruh guntur berbunyi seakan langit menjawab. Dan hujan yang sepanjang hari menyelimuti bumi, seketika berhenti. Semua yang menghantar ke pemakaman ini dengan tertegun berujar dalam hati, “Sungguh ia benar-benar dikasihi Tuhan”.

Segalanya berjalan lancar, kepergian sang malaikat kecil bahkan didoakan dan dihantar oleh beratus-ratus pelayat. Walaupun Olivia sudah tidak ada di dunia, tapi karyanya dalam dunia sungguh selalu akan dikenang. Karena bukan diukur dari berapa lama kita tinggal di dunia, tetapi seberapa berartinya hidup yang kita jalani.

Selamat jalan Olivia , doa kami menyertaimu selalu. Dan kami percaya, engkau juga senantiasa mendoakan kami dari sana. (sanz)

True love stories

1.true love 1
franz seorang pria yg sukses , di h+1 hari pernikahannya kekasihnya mengalami kecelakaan , kekasihnya berhasil diselamatkan….tapi hal mengerikan terjadi …kekasihnya mengidap penyakit aids karena tranfusi darah ….. Sebuah dilemma buat franz untuk menikahi kekasihnya …tapi karena besarnya cinta ( frans anak tunggal ) tetap menikahi kekasihnya , ia tau ia tidak akan pernah memiliki keturunan …bayangkan pernikahan tanpa hubungan suami istri ??? (kasus sekarang saja byk pasutri cerai gara2 hal ini) , tapi pasangan ini menjalaninya dengan bahagia tanpa ada keributan , franz tetap menjalaninya dengan tulus penuh cinta tanpa ada rasa penyesalan , ia memperlakukan istrinya hampir seperti ratu .. …7 tahun usia pernikahnnya sampai istri tercintanya meninggal …franz tetap setia …. ( ia memilih tidak menikah lagi ) …

( duda kaya … byk gadis yg menyukainya ..tapi the true love kadang membuat seseorang menjadi aneh. Kadang cinta sejati tidak memerlukan seks …remember that … !

2. True love 2
dave yang harus menerima kenyataan istrinya mengalami penyakit yg mengerikan sehingga membuat istrinya "amnesia bahkan gila " …..sehingga ia harus meluangkan waktunya untuk istrinya ..istrinya yg dulu selalu ceria …baik , mengerti , sekarang menjadi gila …ini benar2 membuatnya terpukul …. Dave selalu berdoa berharap istrinya dapat sembuh lagi ….
Suatu hari saat pulang kerja dave melihat rumahnya berantakan sepertinya byk anak kecil di rumah , ia membereskan rumah ..tanpa berkata apapun …sebenarnya hari ini benar2 hari yg sangat tidak menyenangkan ..bagaimana tidak ..di kantor dia dimarahi atasannya dengan kata2nya yg pedas , dan rekan2 sekantornya yg selalu menyindir ia memiliki istri yg gila .. Tetap setia ..sehingga dengan usil teman2nya mengolok-ngolok dave seorang banci ..impoten ..dave hanya diam …di dlm hatinya dia merasa sedih ..tapi ia percaya istrinya akan sembuh … , saat merapikan rumahnya matanya tertuju pada sobekan kertas ….ia melihatnya ..dan itu adalah arsip penting salah satu surat perjanjian kontrak ….dave ingin berteriak melihat arsip itu tersobek kecil2 ..ia mencari istrinya, dan tanpa sadar ia memarahi habis2an istrinya yang sudah menyobek arsip kantornya … istrinya hanya menatapnya …diam ..tak berkata apapun …dave memandang mata istrinya , mata coklatnya yg indah ..kini tampak berkaca-kaca ….
" ya tuhan apa yg kulakukan ..istriku sedang sakit kenapa aku begitu emosi … , kalau dia normal dia takkan melakukan hal bodoh ini " ..dave memandang istrinya ..lalu memeluknya
" my dear forgive me … " ia memeluk erat istrinya ..ia menghapus air mata istrinya ..mata istrinya berbinar melihat dave tersenyum padanya … ..sepanjang mlm dave menyesali perbuatannya …istrinya sedang sakit ..dia tidak tau siapa dirinya dia tidak tau siapa dave ….??ia berdoa lalu tertidur ...ia berharap tuhan mau mengampuninya ..dan mau menyembuhkan istrinya …
pagi itu dave bangun dan mulai melakukan hal yg seharusnya dilakukan perempuan …. , saat dave mencuci piring ia mendengar suara istrinya
"dave … ?"
dave menoleh ia melihat istrinya tersenyum padanya …
" sayang kau …. Kau ingat siapa aku ???
"dave .. Maafkan aku mungkin selama ini aku sungguh merepotkanmu "
dave berlonjak memeluk istrinya , menciumnya , ia sangat bahagia … " tidak sayang …kau tidak merepotkan ..aku mencintaimu..sangat mencintaimu …."
dave memeluk istrinya …istrinya pun memeluk erat dave ..dan berbisik " aku sangat mencintaimu dave ….."
dave memeluk istrinya seerat mungkin …namun dirasakannya pelukan istrinya terlepas … " sayang …. ??? Tak ada jawaban…dave melihat istrinya ..istrinya terpejam bibirnya tersenyum , wajahnya tenang .... Ia telah pergi . Dave menagis … " sayang …aku tetap mencintaimu …pegilah dengan tenang bawa cintaku ..bawa hatiku …" ia memeluk tubuh istrinya yg sudah tak bernyawa … benar2 pagi kelabu
dan sampai saat ini dave menetap di san fransico tetap sebagai dave wilson dengan status duda dan tak mau..takkan pernah menikah lagi ….

Boneka untuk adikku

hari terakhir sebelum natal, aku terburu-buru ke supermarket untuk membeli hadiah-hadiah yang semula tidak direncanakan untuk dibeli. Ketika melihat orang banyak, aku mulai mengeluh: "ini akan makan waktu selamanya, sedang masih banyak tempat yang harus kutuju." "natal benar-benar semakin menjengkelkan dari tahun ke tahun. Kuharap aku bisa berbaring, tidur, dan hanya terjaga setelahnya" walau demikian, aku tetap berjalan menuju bagian mainan, dan di sana aku mulai mengutuki harga-harga, berpikir apakah sesudahnya semua anak akan sungguh-sungguh bermain dengan mainan yang mahal.


Saat sedang mencari-cari, aku melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun, memeluk sebuah boneka. Ia terus membelai rambut boneka itu dan terlihat sangat sedih. Aku bertanya-tanya untuk siapa boneka itu. Anak itu mendekati seorang perempuan tua di dekatnya: "nenek, apakah engkau yakin aku tidak punya cukup uang?"


perempuan tua itu menjawab: "kau tahu bahwa kau tidak punya cukup uang untuk membeli boneka ini, sayang." kemudian sang nenek meminta anak itu menunggu di sana sekitar 5 menit, sementara ia berkeliling ke tempat lain. Perempuan itu pergi dengan cepat. Anak laki-laki itu masih menggenggam boneka itu di tangannya.


Akhirnya, aku mendekati anak itu dan bertanya kepada siapa dia ingin memberikan boneka itu. "ini adalah boneka yang paling disayangi adik perempuanku dan dia sangat menginginkannya pada natal ini. Ia yakin santa claus akan membawa boneka ini untuknya."


aku menjawab mungkin santa claus akan membawa boneka untuk adiknya, dan supaya ia jangan khawatir. Tapi anak laki-laki itu menjawab dengan sedih "tidak, santa claus tidak dapat membawa boneka ini ke tempat adikku berada saat ini. Aku harus memberikan boneka ini kepada mama sehingga mama dapat memberikan kepadanya ketika mama sampai di sana." mata anak laki-laki itu begitu sedih ketika mengatakan ini "adikku sudah pergi kepada tuhan."


"papa berkata bahwa mama juga segera pergi menghadap tuhan, maka kukira mama dapat membawa boneka ini untuk diberikan kepada adikku." jantungku seakan terhenti.


Anak laki-laki itu memandangku dan berkata: "aku minta papa untuk memberitahu mama agar tidak pergi dulu. Aku meminta papa untuk menunggu hingga aku pulang dari supermarket." kemudian ia menunjukkan fotonya yang sedang tertawa. Kamudian ia berkata: "aku juga ingin mama membawa foto ini supaya tidak lupa padaku. Aku cinta mama dan kuharap ia tidak meninggalkan aku tapi papa berkata mama harus pergi bersama adikku."


kemudian ia memandang dengan sedih ke boneka itu dengan diam. Aku meraih dompetku dengan cepat dan mengambil beberapa catatan dan berkata kepada anak itu. "bagaimana jika kita periksa lagi, kalau-kalau uangmu cukup? "ok" katanya. "kuharap punyaku cukup." kutambahkan uangku pada uangnya tanpa sepengetahuannya dan kami mulai menghitung.


Ternyata cukup untuk boneka itu, dan malah sisa. Anak itu berseru: "terima kasih tuhan karena memberiku cukup uang." kemudian ia memandangku dan menambahkan: "kemarin sebelum tidur aku memohon kepada tuhan untuk memastikan bahwa aku memiliki cukup uang untuk membeli boneka ini sehingga mama bisa memberikannya kepada adikku. Dia mendengarkan doaku."


"aku juga ingin uangku cukup untuk membeli mawar putih buat mama, tapi aku tidak berani memohon terlalu banyak kepada tuhan. Tapi dia memberiku cukup untuk membeli boneka dan mawar putih." "kau tahu, mamaku suka mawar putih."


beberapa menit kemudian, neneknya kembali dan aku berlalu dengan keretaku. Kuselesaikan belanjaku dengan suasana hati yang sepenuhnya berbeda dari saat memulainya. Aku tidak dapat menghapus anak itu dari pikiranku. Kemudian aku ingat artikel di koran lokal 2 hari yang lalu, yang menyatakan seorang pria mengendarai truk dalam kondisi mabuk dan menghantam sebuah mobil yang berisi seorang wanita muda dan seorang gadis kecil. Gadis kecil itu meninggal seketika, dan ibunya dalam kondisi kritis. Keluarganya harus memutuskan apakah harus mencabut alat penunjang kehidupan, karena wanita itu tidak akan mampu keluar dari kondisi koma. Apakah mereka keluarga dari anak laki-laki ini?


Dua hari setelah pertemuan dengan anak kecil itu, kubaca di koran bahwa wanita muda itu meninggal dunia. Aku tak dapat menghentikan diriku dan pergi membeli seikat mawar putih dan kemudian pergi ke rumah duka tempat jenasah dari wanita muda itu diperlihatkan kepada orang-orang untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum penguburan. Wanita itu di sana, dalam peti matinya, menggenggam setangkai mawar putih yang cantik dengan foto anak laki-laki dan boneka itu ditempatkan di atas dadanya. Kutinggalkan tempat itu dengan menangis, merasa hidupku telah berubah selamanya. Cinta yang dimiliki anak laki-laki itu kepada ibu dan adiknya, sampai saat ini masih sulit untuk dibayangkan. Dalam sekejap mata, seorang pria mabuk mengambil semuanya dari anak itu.


* anda memiliki 2 pilihan:


* kirimkan cerita ini kepada semua orang yang anda kenal


* atau hapuslah dan berpura-pura kisah ini tidak pernah menyentuh hatimu.


* jika anda kirimkan cerita ini, mungkin anda membantu mencegah seseorang yang mabuk untuk mengemudi.

Kisah cinta

lima tahun usia pernikahanku dengan ellen sungguh masa yang
sulit.
Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami
bertengkar karena hal-hal kecil. Karena ellen lambat
membukakan pagar
saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang keluarga
yang ia
beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya
membuang uang
saja.

Hari ini, 27 agustus adalah ulang tahun ellen. Kami
bertengkar pagi
ini karena ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak
mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di
keningnya yang
biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam
sekitar pukul 7, ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk
memintaku
segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja
permintaannya
tidak kuhiraukan.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan
beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam
tapi
jalan di tengah
kota jakarta masih saja macet, aku
benar-benar dibuat
kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan ellen
membuatku semakin kesal!
Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam
perjalanan
kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam
untuk sampai
di rumah.

Kulihat ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku
berhenti di
hadapannya dan memandang wajahnya. "ia sungguh cantik"
kataku dalam
hati, "wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun
sejak
duduk di bangku sma yang kini telah kunikahi selama 5 tahun,
tetap
saja cantik". Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi,
aku ingat
kalau aku sedang kesal sekali dengannya.

Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat
buku itu,
buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun
ellen
menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum
menikah,
tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak
mempedulikan ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka
halaman demi
halaman secara acak.

-14 februari 1996. Terima kasih tuhan atas pemberianmu yang
berarti
bagiku, vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar
terakhirku.

Hmm… aku tersenyum, ellen yakin sekali kalau aku yang akan
menjadi suaminya.

-6 september 2001, tak sengaja kulihat vincent makan malam dengan
wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar
vincent tidak
pindah ke lain hati.

Jantungku serasa mau berhenti...

-23 oktober 2001, aku menemukan
surat ucapan terima kasih untuk
vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun
seorang wanita
dengan nama melly. Siapakah dia tuhan? Bukakanlah mataku
untuk apa
yang kau kehendaki agar aku ketahui…

jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang
sempat dekat
denganku disaat usia hubunganku dengan ellen telah mencapai
5 tahun.
Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan
hubunganku dengan
ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak
bertemu
dengan melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan
memutuskan untuk tetap setia kepada ellen. Aku sungguh tak
menduga
kalau ellen mengetahui hubunganku dengan melly.

-4 januari 2002, aku dihampiri wanita bernama melly, ia
menghinaku dan
mengatakan vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri
aku kekuatan
yang berasal daripadamu.

Bagaimana mungkin ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan
apapun
atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah
menghianatinya. Aku tahu melly, dia pasti telah membuat hati
ellen
sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya.
Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang ellen rasakan
saat itu.

-14 februari 2002, vincent melamarku di hari jadi kami yang
ke-6. Tuhan
apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan
yang harus
kuambil.

-14 februari 2003, hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi
nyonya alexander vincent winoto. Terima kasih tuhan!

18 juli 2005, pertengkaran pertama kami sebagai keluarga.
Aku harap
aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu
aku agar
lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

-7 april 2006, vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat
ia pulang
kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama.
Seharian aku
berada mall mencari jam idaman vincent, aku ingin membelikan
jam itu
di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri
kedamaian
di hati vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak
akan tidur di
sore hari lagi kalau vincent belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah
memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu
adalah jam
kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia
membelikannya dengan susah payah.

-15 november 2007, vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang
keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan,
bantu aku
menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah
natal
untuk
vincent.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, ellen tak pernah
mengatakan
meja itu adalah hadiah
natal untukku. Ya, ia memang
membelinya di
malam
natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.

Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen
sungguh
diberi kekuatan dari tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat.
Aku berlari
keluar kamar, kukecup kening ellen dan ia terbangun…
"maafkan aku
ellen, aku mencintaimu, selamat ulang tahun…"

kisah aku dan keong

tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak, setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.

Aku mendesak, menghardik, memarahinya, keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga..."

aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.

Sungguh aneh, mengapa tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan? Ya tuhan! Mengapa? Langit sunyi-senyap...

Biarkan saja keong merangkak di depan, aku kesal di belakang. Pelankan langkah, tenangkan hati...

Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga. Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut. Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing. (mang cacing mendengung?! Tawon kalii??) aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini? Barulah aku teringat, mungkin aku telah salah menduga!

Ternyata tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalau aku berjalan sendiri dengan cepatnya.

"he's here and with me for a reason"

saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan. Saat bertemu penolongmu, ingat untuk bersyukur padanya. Karena ia lah yang mengubah hidupmu.

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih. Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau benci, sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, baik-baiklah berbincanglah dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu.

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup, berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu. Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati.

Pilihan sulit

silahkan pilih orang yang terpenting dalam sepanjang hidupmu.

Disaat menujuh jam-jam istirahat kelas, dosen mengatakan pada mahasiswa/mahasiswinya:

"mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya sebentar."

kemudian salah satu mahasiswi berjalan menuju pelataran papan tulis.

Dosen: Silahkan tulis 20 nama yang paling dekat dengan anda, pada papan tulis.

Dalam sekejap sudah di tuliskan semuanya oleh mahasiswi tersebut. Ada nama tetangganya, teman kantornya, orang terkasih dan lain-lain.

Dosen: Sekarang silahkan coret satu nama diantaranya yang menurut anda paling tidak penting !

Mahasiswi itu lalu mencoret satu nama, nama tetangganya.

Dosen: Silahkan coret satu lagi!

Kemudian mahasiswi itu mencoret satu nama teman kantornya lagi.

Dosen: Silahkan coret satu lagi !

Mahasiswi itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya.

Sampai pada akhirnya diatas papan tulis hanya tersisa tiga nama, yaitu nama orang tuanya, suaminya dan nama anaknya.

Dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa suara, semua mahasiswa/mahasiswi tertuju memandang ke arah dosen, dalam pikiran mereka (para mahasiswa/mahasiswi) mengira sudah selesai tidak ada lagi yang harus dipilih oleh mahasiswi itu.

Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan berkata, "silahkan coret satu lagi!"

dengan pelahan-lahan mahasiswi itu melakukan suatu pilihan yang amat sangat sulit. Dia kemudian mengambil kapur tulis, mencoret nama orang tuanya.

Dosen: Silahkan coret satu lagi!

Hatinya menjadi binggung. Kemudian ia mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. Lambat laun menetapkan dan mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu, terdengar suara isak tangis, sepertinya sangat sedih.

Setelah suasana tenang, dosen lalu bertanya, "orang terkasihmu bukannya orang tuamu dan anakmu? Orang tua yang membesarkan anda, anak adalah anda yang melahirkan, sedang suami itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa anda berbalik lebih memilih suami sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?

Semua teman sekelas mengarah padanya, menunggu apa yang akan di jawabnya.

Setelah agak tenang, kemudian pelahan-lahan ia berkata, "sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah besar setelah itu menikah bisa meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya."

sebenarnya, kehidupan bagaikan bawang bombai, jika dikupas sesiung demi sesiung, ada kalanya kita dapat dibuat menangis

pria dan wanita

ada sebuah kisah tentang penciptaan pria & wanita. Pada saat sang pencipta telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa ia juga harus
menciptakan wanita.

Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk menciptakan pria. Kemudian sang pencipta merenung sejenak, dan kemudian ia mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah, sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.

Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak, kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.

Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka sang pencipta membentuk wanita dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya tidak merana dan kesepian seorang diri.

Setelah satu minggu, pria itu datang kepada tuhan, katanya: 'tuhan, ciptaan-mu yang telah engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia.
Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang untuk mengembalikan wanita itu kepada-mu, karena aku tidak bisa hidup dengannya'.

'baiklah', kata sang pencipta. Dan ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu kemudian, pria itu datang lagi kepada tuhan, dan berkata, 'tuhan, sejak aku memberikan kembali wanita ciptaan-mu, kini aku merana kesepian.

Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian, kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk disentuh. Aku suka akan senyumannya.

Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!'.

Sang pencipta berkata, 'baiklah'. Ia memberikan wanita itu kembali kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada tuhan dan berkata, 'tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-mu.

Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya'.

Sang pencipta balik bertanya, 'kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?'.

Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, 'apa yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti hidup ini?'.

'belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!', jawab tuhan.

Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:
1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.
2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.
3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.
4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.
5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.
6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan

Jika esok takkan pernah datang

pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, menggangu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata, "tidak apa-apa, besok kan bisa."

ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar saja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya.

Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, "tidak apa-apa, besok kan bisa."

ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan pr, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia bertemu seorang perempuan yang sangat cantik dan baik. Perempuan ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka." ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja yang selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.

Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dapat membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, ataupun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.

Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, "tidak apa-apa, pasti besok saya akan mengatakannya." dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata "aku mencintaimu", istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya. Tapi, dia baru sadar bahwa anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.

Waktu pun berlalu, anak-anaknya sudah dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orangtua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.

Saat mulai renta, dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi berlibur bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, "ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu." kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, dia meninggal dunia dengan airmata di pipinya.

***
waktu itu tidak pernah berhenti, terus maju dan maju. Jika kita selalu pikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi begitu cepatnya, hingga kita baru menyadari bahwa waktu telah meninggalkan kita.

isyarat i love you

sejak semula, keluarga dari si gadis tidak menyetujui hubungannya dengan sang pemuda. Mereka mengajukan alasan mengenai latar belakang keluarga, bahwa jika si gadis memaksa terus bersama dengan sang pemuda, dia akan menderita seumur hidupnya..... Karena tekanan dari keluarganya, si gadis jadi sering bertengkar dengan pacarnya. Gadis itu benar2 mencintainya, dan dia terus-menerus bertanya, "seberapa besar kamu mencintaiku?" sang pemuda tdk begitu pandai berbicara, dia selalu membuat si gadis marah. Dan komentar-komentar dari orangtuanya membuatnya bertambah kesal. Sang pemuda selalu menjadi sasaran pelampiasan kemarahannya. Dan sang pemuda selalu membiarkannya melampiaskan kemarahannya kepadanya....

Setelah beberapa saat, sang pemuda lulus dari perguruan tinggi. Ia bermaksud meneruskan kuliahnya ke luar negeri, tapi sebelum dia pergi, dia melamar gadisnya, "saya tidak tahu bagaimana mengucapkan kata2 manis, tapi saya tahu bahwa saya mencintaimu. Jika kamu setuju, saya ingin menjagamu seumur hidupmu. Mengenai keluargamu, saya akan berusaha keras untuk meyakinkan mereka agar menyetujui hubungan kita. Maukah kamu menikah denganku?" si gadis setuju, dan keluarganya setelah melihat usaha dari sang pemuda, akhirnya merestui hubungan mereka. Sebelum pemuda itu berangkat, mereka bertunangan terlebih dahulu. Si gadis tetap tinggal di kampung halaman dan bekerja, sementara sang pemuda meneruskan kuliahnya di ln.....

Mereka melanjutkan hubungan mereka melalui surat dan telepon. Kadang-kadang timbul kesulitan, tapi mereka tidak menyerah terhadap keadaan. Suatu hari, dalam perjalanan ke tempat perhentian bis sepulang dari kerja, si gadis tertabrak mobil hingga tak sadarkan diri. Ketika siuman, dia melihat kedua orangtuanya dan menyadari betapa beruntungnya dia dapat selamat. Melihat air mata orangtuanya, dia berusaha untuk menghibur mereka. Tetapi dia menemukan... Bahwa dia tidak dapat berbicara sama sekali. Dia bisu..... Menurut dokter kecelakaan tersebut telah mencederai otaknya, dan itu menyebabkannya bisu seumur hidupnya. Mendengar orangtuanya membujuknya, tapi tidak dapat menjawab sepatah kata pun, gadis tersebut pingsan...

Sepanjang hari hanya dapat menangis dan membisu...ketika akhirnya dia boleh pulang dari rs, dia mendapati rumahnya masih seperti sedia kala. Hanya jika telepon berdering, dia menjadi pilu. Dering telepon telah menjadi mimpi terburuknya. Dia tidak dapat memberitakan kabar buruk tersebut kepada pacarnya dan menjadi bebannya. Dia menulis sepucuk surat untuknya, memberitahukan bahwa dia tdk mau lagi menunggunya. Hubungan antara mereka sudah putus, bahkan dia mengembalikan cincin pertunangan mereka. Mendapat surat dan telepon dari si pemuda, dia hanya bisa menitikkan air mata... Ayahnya tidak tahan melihat penderitaannya, dan memutuskan untuk pindah. Berharap bahwa dia dapat melupakan segalanya dan menjadi lebih bahagia...

Pindah ke tempat baru, si gadis mulai belajar bahasa isyarat. Dia berusaha melupakan sang pemuda... Suatu hari sahabatnya memberitahukan bahwa pemuda itu telah kembali dan mencarin ya ke mana-mana. Dia meminta sahabatnya untuk tidak memberitahukan dimana dia berada dan menyuruh pemuda tsb. Untuk melupakannya.... Lebih dari setahun, tidak terdengar lagi kabar pemuda itu sampai akhirnya sahabat si gadis menyampaikan bahwa sang pemuda akan menikah dan menyerahkan surat undangan. Dia membuka surat undangan itu dengan hati pedih, dan menemukan namanya tercantum dlm undangan. Sebelum dia sempat bertanya kepada sahabatnya, tiba-tiba sang pemuda muncul di hadapannya.dengan bahasa isyarat yang kaku, ia menyampaikan bahwa....
Aku telah menghabiskan waktu lebih dari setahun untuk mempelajari bahasa isyarat, agar dapat memberitahukan kepadamu bahwa aku belum melupakan janji kita, berikan aku kesempatan, biarkan aku menjadi suaramu.

Shmily

senja sore itu kesedihan melanda keluarga kami, kakek kami tercinta telah meninggalkan kami untuk selamanya. Aku tak tahan melihat nenek yang duduk terdiam dipojok ruangan sambil menahan kesedihan karena ditinggalkan seseorang yang sudah menemaninya puluhan tahun belakangan ini. Aku adalah cucu terkecil dari keluarga besar kami, kedekatanku pada kakek dan nenek membuatku belajar banyak hal dari mereka.
Saat itu usiaku masih 13 tahun, pada saat liburan sekolah kuhabiskan sepanjang pekan dirumah kakek-nenek sambil mendengarkan mereka bercerita, mulai dari cerita dongeng hingga cerita masa muda mereka. Pada suatu pagi aku terbangun dan melihat sesuatu di kaca yang berembun 'shmily', sebuah tulisan 'shmily' yang aku sendiri tidak tahu apa artinya. Ketika aku hendak mandi dan kakek memberikan handuk, kembali aku menemukan rajutan kata 'shmily' yang sekali lagi tidak aku terlalu pedulikan. Namun selama hari-hari yang aku habiskan selama liburan sekolah itu, aku banyak menemukan kata yang sama 'shmily', di kaca saat embun pagi, dihanduk yang aku gunakan, dikertas catatan belanja nenek, ditempat-tempat yang tak terduga lainnya. Aku tidak berpikir apapun mengenai kata aneh itu, bagiku mungkin hanya coretan iseng yang dibuat kakek yang jenuh dengan masa pensiunnya atau coretan iseng nenek yang pusing dengan tts yang sedang diisinya.
Kata itu terlupa dan tak terpedulikan hingga aku menatap jenazah kakek untuk terakhir kalinya sore ini, dalam tidurnya yang penuh damai aku menatap sehelai sapu tangan bertuliskan 'shmily', satu kata yang kembali mengusikku dan membuatku penasaran. Dengan dekapan erat yang lembut aku bertanya kepada nenek tersayang mengenai arti kata itu, dan jawabannya sungguh membuatku terharu dan menangis, arti kata itu adalah...see how much i love you (lihat betapa aku mencintaimu)...kata itu telah mereka saling tuliskan saat masa mereka berpacaran hingga ajal memisahkan mereka.

A lesson of love

toshinobu kubota , yang biasa dipanggil shinji mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya di negerinya yang lama untuk mencari hidup yang lebih baik di amerika. Ayahnya memberinya uang simpanan keluarga yang disembunyikan di dalam kantong kulit.

"di sini keadaan sulit ," katanya sambil memeluk putranya dan mengucapkan selamat tinggal. "kau adalah harapan kami."

shinji naik ke kapal lintas atlantik yang menawarkan transport gratis bagi pemuda-pemuda yang mau bekerja sebagai penyekop batubara sebagai imbalan ongkos pelayaran selama sebulan. Kalau shinji menemukan emas di pegunungan colorado, keluarganya akan menyusul.

Berbulan-bulan shinji mengolah tanahnya tanpa kenal lelah. Urat emas yang tidak besar memberinya penghasilan yang pas-pasan namun teratur.
Setiap hari ketika pulang ke pondoknya yang terdiri atas dua kamar, shinji merindu kan dan sangat ingin disambut oleh wanita yang dicintainya.
Satu-satunya yang disesalinya ketika menerima tawaran untuk mengadu nasib ke amerika adalah terpaksa meninggalkan asaka matsutoya sebelum secara resmi punya kesempatan mendekati gadis itu. Sepanjang ingatannya, keluarga mereka sudah lama berteman dan selama itu pula diam-diam dia berharap bisa memperistri asaka.

Rambut asaka yang ikal panjang dan senyumnya yang menawan membuatnya menjadi putri keluarga yoshinori matsutoya yang paling cantik.
Shinji baru sempat duduk di sampingnya dalam acara perayaan pesta bunga dan mengarang alasan-alasan konyol untuk singgah di rumah gadis itu agar bisa bertemu dengannya. Setiap malam sebelum tidur di kabinnya , shinji ingin sekali membelai rambut asaka yang pirang kemerahan dan memeluk gadis itu. Akhirnya, dia menyurati ayahnya , meminta bantuannya untuk mewujudkan impiannya.

Kira-kira setahun kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan rencana untuk membuat hidup shinji menjadi lengkap. Pak yoshinori matsutoya akan mengirimkan putrinya kepada shinji di amerika. Putrinya itu suka bekerja keras dan punya intuisi bisnis. Dia akan bekerja sama dengan shinji selama setahun dan membantunya mengembangkan bisnis penambangan emas.
Diharapkan, setelah setahun itu keluarganya akan mampu datang ke amerika untuk menghadiri pernikahan mereka.

Hati shinji sangat bahagia. Dia menghabiskan satu bulan berikutnya untuk mengubah pondoknya menjadi tempat tinggal yang nyaman. Dia membeli ranjang sederhana untuk tempat tidurnya di ruang duduk dan menata bekas tempat tidurnya agar pantas untuk seorang wanita. Gorden dari bekas karung goni yang menutupi kotornya jendela diganti dengan kain bermotif bunga dari bekas karung terigu. Di meja samping tempat tidur dia meletakkan wadah kaleng berisi bunga-bunga kering yang dipetiknya di padang rumput.

Akhirnya , tibalah hari yang sudah dinanti-nantikannya sepanjang hidup.
Dengan tangan membawa seikat bunga daisy segar yang baru dipetik , dia pergi ke stasiun kereta api. Asap mengepul dan roda-roda berderit ketika kereta api mendekat lalu berhenti. Shinji melihat setiap jendela , mencari senyum dan rambut ikal asaka. Jantungnya berdebar kencang penuh harap, kemudian tersentak karena kecewa.

Bukan asaka , tetapi yumi matsutoya kakaknya, yang turun dari kereta api. Gadis itu berdiri malu-malu di depannya, matanya menunduk. Shinji hanya bisa memandang terpana. Kemudian, dengan tangan gemetar diulurkannya buket bunga itu kepada yumi. "selamat datang," katanya lirih, matanya menatap nanar. Senyum tipis meng hias wajah yumi yang tidak cantik.

"aku senang ketika ayah mengatakan kau ingin aku datang ke sini," kata yumi, sambil sekilas memandang mata shinji sebelum cepat-cepat menunduk lagi.
"aku akan mengurus bawaanmu ," kata shinji dengan senyum terpaksa.

Bersama-sama mereka berjalan ke kereta kuda. Pak matsutoya dan ayahnya benar. Yumi memang punya intuisi bisnis yang hebat. Sementara shinji bekerja di tambang, dia bekerja di kantor. Di meja sederhana di sudut ruang duduk, dengan cermat yumi mencatat semua kegiatan di tambang. Dalam waktu 6 bulan, asset mereka telah berlipat dua. Masakannya yang lezat dan senyumnya yang tenang menghiasi pondok itu dengan sentuhan ajaib seorang wanita.
Tetapi bukan wanita ini yang kuinginkan , keluh shinji dalam hati, setiap malam sebelum tidur kecapekan di ruang duduk. Mengapa mereka mengirim yumi ? Akankah dia bisa bertemu lagi dengan asaka ? Apakah impian lamanya untuk memperistri asaka harus dilupakannya ?
Setahun lamanya yumi dan shinji bekerja, bermain, dan tertawa bersama, tetapi tak pernah ada ungkapan cinta. Pernah sekali, yumi mencium pipi shinji sebelum masuk kekamarnya. Pria itu hanya tersenyum canggung. Sejak itu, kelihatannya yumi cukup puas dengan jalan-jalan berdua menjelajahi pegunungan atau dengan mengobrol di beranda setelah makan malam.

Pada suatu sore di musim semi, hujan deras mengguyur punggung bukit, membuat jalan masuk ke tambang mereka longsor. Dengan kesal shinji mengisi karung-karung pasir dan meletakkannya sedemikan rupa untuk membelokkan arus air. Badannya lelah dan basah kuyup, tetapi tampaknya usahanya sia-sia. Tiba-tiba yumi muncul di sampingnya, memegangi karung goni yang terbuka. Shinji menyekop dan memasuk kan pasir kedalamnya, kemudian dengan tenaga sekuat lelaki, yumi melemparkan karung itu ke tumpukan lalu membuka karung lainnya. Berjam-jam mereka bekerja dengan kaki terbenam lumpur setinggi lutut, sampai hujan reda. Dengan berpegangan tangan mereka berjalan pulang ke pondok.

Sambil menikmati sup panas, shinji mendesah , "aku takkan dapat menyelamatkan tambang itu tanpa dirimu. Terima kasih, yumi."
"sama-sama," gadis itu menjawab sambil tersenyum tenang seperti biasa, lalu tanpa berkata-kata dia masuk ke kamarnya.

Beberapa hari kemudian , sebuah telegram datang mengabarkan bahwa keluarga matsutoya dan keluarga kubota akan tiba minggu berikutnya. Meskipun berusaha keras menutup-nutupinya , jantung shinji kembali berdebar-debar seperti dulu karena harapan akan bertemu lagi dengan asaka. Dia dan yumi pergi ke stasiun kereta api. Mereka melihat keluarga mereka turun dari kereta api di ujung peron.

Ketika asaka muncul , yumi menoleh kepada shinji. "sambutlah dia," katanya.
Dengan kaget, shinji berkata tergagap, "apa maksudmu?"
"shinji , sudah lama aku tahu bahwa aku bukan putri matsutoya yang kau inginkan. Aku memperhatikan bagaimana kau bercanda dengan asaka dalam acara perayaan pesta bunga lalu." dia mengangguk ke arah adiknya yang sedang menuruni tangga kereta. "aku tahu bahwa dia, bukan aku , yang kauinginkan menjadi istrimu."
"tapi..."
yumi meletakkan jarinya pada bibir shinji. "ssstt," bisiknya. "aku mencintaimu, shinji. Aku selalu mencintaimu. Karena itu , yang kuinginkan hanya melihatmu bahagia. Sambutlah adikku."

shinji mengambil tangan yumi dari wajahnya dan menggenggamnya. Ketika yumi menengadah, untuk pertama kalinya shinji melihat betapa cantiknya gadis itu. Dia ingat ketika mereka berjalan-jalan di padang rumput, ingat malam-malam tenang yang mereka nikmati di depan perapian, ingat ketika yumi membantunya mengisi karung-karung pasir. Ketika itulah dia menyadari apa yang sebenarnya selama berbulan-bulan telah tidak diketahuinya.

"tidak, yumi. Engkaulah yang kuinginkan." shinji merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya dan mengecupnya dengan cinta yang tiba-tiba membuncah didalam dadanya.

Keluarga mereka berkerumun mengelilingi mereka dan berseru-seru, "kami datang untuk menghadiri pernikahan kalian!"

"..true love doesn't have a happy ending , because true love never ends...."